Memilih
Point Of View
Oleh:
Khatijah
Seperti
unsur karya fiksi yang lain, point of view (POV) tidak bisa ditinggalkan dalam
menulis pentigraf, cerpen maupun novel. Apakah point of view itu? Seperti yang
dilansir oleh kumparan.com. (21 Februari 2021) bahwa pengertian sudut pandang
atau point of view menurut Abrahams dalam bukunya A.Glossary of Library Term,
tahun 1981, ialah sebagai berikut: Sudut pandang atau point of view, menunjuk
pada cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk
menyajikan cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Jadi, Point Of View
(POV) merupakan sudut pandang seorang pengarang atau cara bercerita pengarang
dari mana dia menetukan tokoh dalam cerita. Apakah dia memosisikan dirinya seolah-olah
ikut berperan sebagai tokoh cerita atau hanya khusus menceritakan orang lain
atau berada di luar jalan cerita.
Ada
beberapa jenis point of view (POV) yang dapat dipilih pengarang untuk
mengisahkan ceritanya.
1. Point
Of View 1 (POV 1) atau Sudut Pandang Orang Pertama
Point Of View 1 (POV 1) atau sudut pandang
orang pertama digunakan dalam cerita, bila pengarang seolah-olah ikut berperan
sebagai tokoh di dalam ceritanya. Sudut pandang pengarang (POV 1) ini memiliki ciri
khusus yaitu dengan menggunakan tokoh “aku”. Jika tokoh “aku” menjadi pusat cerita,
disebut dengan sudut pandang orang pertama (POV 1) sebagai pelaku utama. Namun,
pengarang juga bisa memosisikan dirinya hanya sebagai tokoh tambahan yang
disebut sebgai orang pertama pelaku tambahan atau sampingan.
Berikut ini contoh kutipan cerita dengan POV 1.
Aku limbung. Kakiku terasa tak kuat menahan berat
tubuhku.Ternyata apa yang kupikirkan tentang perasaan Bima selama ini tidak
meleset. Hatinya benar-benar sakit karena mendapat perlakuan yang tak biasanya
dariku. Memang benar, merasa dicuekin adalah hal yang menyakitkan. Aku sangat
paham tentang hal itu. Namun, aku tidak berdaya untuk menghindarinya. Hanya
getar bibirku yang menjadi jawaban atas pertanyaan Bima yang terus mendesak.
Sedangkan setumpuk jawaban yang tersimpan di pikiranku tak mampu terucap.
(Sejingga Rembulan_Novel_Khatijah: halaman 163)
Kutipan di atas diambil dari Novel yang “Sejingga Rembulan”
karya: Khatijah yang diterbitkan oleh Pustaka MediaGuru pada tahun 2021. Pada
kutipan di atas tokoh “aku” berperan sebagai orang pertama pelaku utama.
2. Point
Of View 2 (POV 2) atau Sudut Pandang Orang Kedua
Berbeda dengan POV 1, POV 2 menjadikan orang kedua sebagai tokoh
utama. Ciri yang menandai bahwa sebuah cerita menggunakan POV 2, tokoh yang
menjadi sentral cerita menggunakan kata ganti “Kau” atau “Kamu”.
Di bawah ini contoh POV 2.
Sejak kutemukan emoji hati warna merah
jambu di akun WhatsApp-mu, aku tak bisa berpikiran tenang. Hatiku terluka. Tanda
tanya bermunculan di kepala. Adakah seseorang yang telah merebut hatimu? Aku
hanya bisa bernapas panjang. Tak ada keberanian untuk menelisik siapa
sebenarnya yang mengirim simbol cinta itu kepadamu. Kulihat profil WA itu. Aku
tidak mengenalnya. Hanya senyum manis dan lesung pipit saja yang mengguncang
emosiku.
Apalagi jika kulihat sikapmu yang jauh
berbeda dengan biasanya. Kini kau tampak bersemangat. Senyum senantiasa
mengembang. Bahkan tidak hanya itu, aku melihat perbedaan penampilanmu yang
begitu mencolok. Rambutmu selalu kau sisir rapi. Baju dan celana selalu necis
dengan aroma parfum bulgri aqua man romantis yang bisa membuat pikiran melayang.
(Akankah
Kugapai Cintamu_Khatijah)
Dikutip dari Buku Antologi Noe Baper
13_Eko Prasetyo dkk. Halama 156.
3.Point Of View 3 (POV 3)
Cerita dengan menggunakan POV 3 atau
sudut pandang orang ketiga, pengarang memosisikan dirinya di luar jalan cerita.
Ciri cerita menggunakan POV 3, menggunakan tokoh “Dia/Ia”.
Contoh POV 3
Bunga-bunga
kamboja berjatuhan di dekat pusara yang
tanahnya masih basah. Gundukan yang tertutup oleh taburan bunga mawar merah putih itu, bertuliskan nama Indra Baskoro. Sinar
matahari baru saja meluruhkan embun dari daun-daun
menghijau hingga tak lagi tampak menetes. Tiga gadis sebaya tampak menapaki
tanah merah secara beriringan. Spoi angin menerpa kerudung mereka.
Ketiganya segera duduk sambil membacakan doa-doa di depan pusara Indra Baskoro.
Lama mereka berdoa dalam keheningan pagi itu.
Hanya desir angin dan kicau burung-burung murai yang menemani mereka
bertiga. Sedangkan seorang laki-laki tua menunggu di pojok pemakaman itu.
Mereka adalah tiga mahasiswa teman Indra yang baru saja datang subuh tadi. Baru
saja mereka hendak berdiri tiba-tiba dua orang gadis sudah berada di belakang
mereka. Dua gadis itu bernama Dian dan Anggun.
(Selendang
Merah Jambu_Novel_Khatijah. Halaman: 24)
Memilih
point of view tertentu pasti memiliki alasan tersendiri. Semuanya memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Menurut pengalaman penulis, menggunakan
POV 1 lebih leluasa menyampaikan rasa karena semua yang dialami tokoh dalam POV
1 seolah-olah pengarang sendiri yang mengalaminya. Walaupun sebenarnya tidak demikian.
Namun, menulis dengan POV 1, harus benar-benar cermat dalam menggunakan bahasa
karena pengarang tidak serba tahu terhadap apa yang dipikirkan oleh tokoh lain
dalam cerita itu. Berbeda dengan POV orang ketiga yang khusus menceritakan
orang lain. Meskipun pengarang berada di luar jalan cerita, pada POV 3,
pengarang bisa bertindak serba tahu, bisa juga hanya sebagai pengamat saja.
Materi ok bingtz...trims
BalasHapusTerima kasih support dan apresiasinya Bu...
HapusLuar biasa..ini keren.. mantap..lanjutkan
BalasHapusTerima kasih, Bapak
Hapus