Kamis, 16 Juni 2022

Memilih Point Of View

 



Memilih Point Of View

Oleh: Khatijah

 

Seperti unsur karya fiksi yang lain, point of view (POV) tidak bisa ditinggalkan dalam menulis pentigraf, cerpen maupun novel. Apakah point of view itu? Seperti yang dilansir oleh kumparan.com. (21 Februari 2021) bahwa pengertian sudut pandang atau point of view menurut Abrahams dalam bukunya A.Glossary of Library Term, tahun 1981, ialah sebagai berikut: Sudut pandang atau point of view, menunjuk pada cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Jadi, Point Of View (POV) merupakan sudut pandang seorang pengarang atau cara bercerita pengarang dari mana dia menetukan tokoh dalam cerita. Apakah dia memosisikan dirinya seolah-olah ikut berperan sebagai tokoh cerita atau hanya khusus menceritakan orang lain atau berada di luar jalan cerita.

Ada beberapa jenis point of view (POV) yang dapat dipilih pengarang untuk mengisahkan ceritanya.

1.    Point Of View 1 (POV 1) atau Sudut Pandang Orang Pertama

Point Of View 1 (POV 1) atau sudut pandang orang pertama digunakan dalam cerita, bila pengarang seolah-olah ikut berperan sebagai tokoh di dalam ceritanya. Sudut pandang pengarang (POV 1) ini memiliki ciri khusus yaitu dengan menggunakan tokoh “aku”. Jika tokoh “aku” menjadi pusat cerita, disebut dengan sudut pandang orang pertama (POV 1) sebagai pelaku utama. Namun, pengarang juga bisa memosisikan dirinya hanya sebagai tokoh tambahan yang disebut sebgai orang pertama pelaku tambahan atau sampingan.   

Berikut ini contoh kutipan cerita dengan POV 1.

Aku limbung. Kakiku terasa tak kuat menahan berat tubuhku.Ternyata apa yang kupikirkan tentang perasaan Bima selama ini tidak meleset. Hatinya benar-benar sakit karena mendapat perlakuan yang tak biasanya dariku. Memang benar, merasa dicuekin adalah hal yang menyakitkan. Aku sangat paham tentang hal itu. Namun, aku tidak berdaya untuk menghindarinya. Hanya getar bibirku yang menjadi jawaban atas pertanyaan Bima yang terus mendesak. Sedangkan setumpuk jawaban yang tersimpan di pikiranku tak mampu terucap.

(Sejingga Rembulan_Novel_Khatijah: halaman 163)

          Kutipan di atas diambil dari Novel yang “Sejingga Rembulan” karya: Khatijah yang diterbitkan oleh Pustaka MediaGuru pada tahun 2021. Pada kutipan di atas tokoh “aku” berperan sebagai orang pertama pelaku utama.

2.  Point Of View 2 (POV 2) atau Sudut Pandang Orang Kedua

     Berbeda dengan POV 1, POV 2 menjadikan orang kedua sebagai tokoh utama. Ciri yang menandai bahwa sebuah cerita menggunakan POV 2, tokoh yang menjadi sentral cerita menggunakan kata ganti “Kau” atau “Kamu”.

Di bawah ini contoh POV 2.

Sejak kutemukan emoji hati warna merah jambu di akun WhatsApp-mu, aku tak bisa berpikiran tenang. Hatiku terluka. Tanda tanya bermunculan di kepala. Adakah seseorang yang telah merebut hatimu? Aku hanya bisa bernapas panjang. Tak ada keberanian untuk menelisik siapa sebenarnya yang mengirim simbol cinta itu kepadamu. Kulihat profil WA itu. Aku tidak mengenalnya. Hanya senyum manis dan lesung pipit saja yang mengguncang emosiku.

Apalagi jika kulihat sikapmu yang jauh berbeda dengan biasanya. Kini kau tampak bersemangat. Senyum senantiasa mengembang. Bahkan tidak hanya itu, aku melihat perbedaan penampilanmu yang begitu mencolok. Rambutmu selalu kau sisir rapi. Baju dan celana selalu necis dengan aroma parfum bulgri aqua man romantis yang bisa membuat pikiran melayang.

 (Akankah Kugapai Cintamu_Khatijah)

Dikutip dari Buku Antologi Noe Baper 13_Eko Prasetyo dkk. Halama 156.

 

3.Point Of View 3 (POV 3)

            Cerita dengan menggunakan POV 3 atau sudut pandang orang ketiga, pengarang memosisikan dirinya di luar jalan cerita. Ciri cerita menggunakan POV 3, menggunakan tokoh “Dia/Ia”.

 

Contoh POV 3

Bunga-bunga kamboja berjatuhan  di dekat  pusara yang  tanahnya masih basah. Gundukan yang tertutup oleh taburan bunga  mawar merah putih itu,  bertuliskan nama Indra Baskoro. Sinar matahari baru saja meluruhkan embun dari daun-daun menghijau hingga tak lagi tampak menetes. Tiga gadis sebaya tampak menapaki tanah merah secara beriringan. Spoi angin menerpa kerudung mereka. Ketiganya segera duduk sambil membacakan doa-doa di depan pusara Indra Baskoro. Lama mereka berdoa dalam keheningan pagi itu.  Hanya desir angin dan kicau burung-burung murai yang menemani mereka bertiga. Sedangkan seorang laki-laki tua menunggu di pojok pemakaman itu. Mereka adalah tiga mahasiswa teman Indra yang baru saja datang subuh tadi. Baru saja mereka hendak berdiri tiba-tiba dua orang gadis sudah berada di belakang mereka. Dua gadis itu bernama Dian dan Anggun.  

(Selendang Merah Jambu_Novel_Khatijah. Halaman: 24)

Memilih point of view tertentu pasti memiliki alasan tersendiri. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Menurut pengalaman penulis, menggunakan POV 1 lebih leluasa menyampaikan rasa karena semua yang dialami tokoh dalam POV 1 seolah-olah pengarang sendiri yang mengalaminya. Walaupun sebenarnya tidak demikian. Namun, menulis dengan POV 1, harus benar-benar cermat dalam menggunakan bahasa karena pengarang tidak serba tahu terhadap apa yang dipikirkan oleh tokoh lain dalam cerita itu. Berbeda dengan POV orang ketiga yang khusus menceritakan orang lain. Meskipun pengarang berada di luar jalan cerita, pada POV 3, pengarang bisa bertindak serba tahu, bisa juga hanya sebagai pengamat saja.

 

4 komentar:

Tembang di Kaki Bukit Part 102

  Foto: Koleksi Pribadi Tembang di Kaki Bukit Part 102                                                                 Oleh: Khatijah ...